Jeli Melihat Peluang, Ilham Sukses Bangun Bisnis Jam Tangan Kayu Beromzet Ratusan Juta Rupiah

Membangun bisnis hingga mencapai keberhasilan pasti butuh perjuangan yang tidak mudah. Selain kegigihan, tekad kuat, dan tidak pantang menyerah menjadi hal penting dalam membangun bisnis. Hal ini dialami oleh pebisnis Ilham Pinastiko yang sukses dengan merek jam tangannya Pala Nusantara.

Tak cuma itu, jeli melihat peluang bisnis juga diperlukan, agar bisnis yang dijalankan bisa bertahan lama dan terus mendapat tempat dihati konsumen atau penggunanya.

Seperti Ilham Pinastiko, pria kelahiran Bandung 1986 ini sukses mengembangkan bisnis jam tangan kayu dengan brand Pala Nusantara.

Jeli melihat peluang membuka bisnis 

Berangkat dari dunia kreatif pada tahun 2010 lalu, Ilham melihat produk kreatif seputar fashion hanya seputar dompet, tas, dan baju, tak ada produk lain yang menjadi pembeda dan mempunyai keunikan.



Memiliki latar belakang pendidikan desain produk, Ilham memberanikan diri menciptakan produk kreatif baru yakni jam tangan berbahan dasar kayu.

Saat itu, Ilham tak ingin berbisnis sebuah produk dengan bahan baku kayu seperti mebel atau furniture. Di mulai dari hobi untuk mengoleksi jam tangan, Ilham mulai peruntungan bisnisnya dengan memproduksi jam tangan kayu.

“Saya memang tidak mau bermain di mebel, karena kalau orang yang bergelut di bisnis kayu produk yang dihasilkan adalah mebel-mebel, dan saya di challenge sama beberapa teman saya untuk menghasilkan produk dari kayu tapi bukan kursi, dan kebetulan saya hobi mengoleksi jam tangan, dan akhirnya saya membuat jam tangan kayu,” ujar Ilham kepada Lifepal Media.

Berbekal kreativitas dan keberanian 

Dengan kemampuan dalam bidang kreatif, Ilham mencoba membuat jam tangan kayu, mulai dari mencari bahan baku, hingga memasarkannya secara komersil.


“Di Indonesia belum ada nih, dan sama sekali belum ada orang yang membuat itu, akhirnya saya coba bikin, saya cari bahan bakunya, sampai 2011 munculah jam tangan kayu pertama kali di Indonesia, dan itu akhirnya sampai sekarang masih terus ada,” papar Ilham.

Namun, menginjak tahun 2015, Ilham mengalami permasalahan dalam perusahaan yang telah ia bangun sendiri, kondisi tersebut memaksa Ilham untuk keluar dari perusahaan yang ia dirikan.
Tak mau larut dalam kondisi tersebut, Ilham bangkit dan berusaha kerja keras kembali dengan membuat jam tangan kayu secara mandiri.

“Pada 2015 saya keluar, jadi saya kembali mengembangkan sendiri jam tangan kayu dari sederhana banget sampai paling kompleks, sebab, selama ini kompetitor masih sangat sedikit dan bisa dihitung dengan jari, cuma ada tiga brand lokal yang mampu membuat jam tangan kayu,” kata Ilham.
Hal itu dilakukan Ilham, karena dirinya sudah ahli dalam bidang produksi jam tangan kayu termasuk engineering-nya.

“Saya memang menguasai itu jadi yaudah coba saya lanjutkan sendiri, dan kebetulan S2 saya tahun 2012 itu mengambil fokus dan produk di aksesoris jam tangan, jadi semakin kuat nih. Tetapi ini memang brand-nya baru, cuma orangnya (berkecimpung memang sudah lama,” jelas Ilham.
Disaat memasuki tahun 2018, dirinya mulai membangun brand baru yakni Pala Nusantara, pada tahap tersebut Ilham harus bersaing dengan beberapa brand lokal jam tangan kayu yang sudah mulai tumbuh besar, sedangkan bisnisnya baru mengeluarkan brand.

Menghadapi persaingan jam tangan yang terbuat dari kayu



“Mulai tahun 2018, baru banget yang lain sudah masuk tahap tumbuh kami baru lahiran, yang lain sudah jelas marketnya, produknya sudah dikenal, malah kita baru lahiran,” ungkapnya.


Tak hanya itu, gempuran produk impor juga menjadi tantangan tersendiri pada saat itu. Tak disangka, Ilham juga mengalami kesalahan ketika menjalani proses bisnis pada perusahaan lamanya, sebab pada saat itu Ilham melakukan transfer teknologi kepada vendor-vendor yang bekerja sama dengan perusahaan miliknya.

Imbasnya, beberapa vendor tersebut mampu memproduksi dan menjadi pesaing produk jam tangan kayu.

“Jadi memang dulu say adalah pionirnya tapi karena tersandung permasalahan bisnis dengan perusahaan saya terdahulu akhirnya saya baru membangun lagi, standarlah kisah membangun bisnis seorang entrepreneur,” ungkap Ilham.

Akan tetapi, karena Ilham mahir dalam bidang riset dan pengembangan produk, dirinya terus melakukan inovasi produk jam tangan hingga menghasilkan produk ciri khas Pala Nusantara yakni jam tangan eksotis, yakni perpaduan bahan dasar kayu dengan kulit ataupun bahan lainnya.

“Dengan Pala Nusantara ini saya menyebutnya jam tangan eksotis, karena jam tangan kayu itu sudah dipakai oleh jutaan brand, dan jam tangan kayu itu identik dengan semua bahan yang digunakan adalah kayu, tapi apabila ada kolaborasi dan pencampuran material maka disebutnya jam tangan eksotis atau eksotis watch, karena kalau jam tangan kayu overall dari kayu,” tegas Ilham.

Jadi koboi Pala Nusantara

Kemudian, pada tahap awal membangun Pala Nusantara, Ilham mengaku dirinya bekerja seperti koboi, yakni melakukan seluruh aktivitas bisnisnya secara sendiri.


“Saya menyebutnya koboi, karena saya melakukan semuanya sendiri, marketing sendiri, kemas barang sendiri, shipping ke JNE sendiri, keuangan sendiri, pokoknya semuanya sendiri, selama satu tahun, karena memang saya ingin melakukan tes pasar produk saya ini bisa diterima pasar atau tidak,” ujarnya.

Bahkan, dalam urusan keuangan, dirinya lakukan sendiri dengan manajemen koboi, dengan berbekal modal Rp 30 juta pada saat awal membangun Pala Nusantara. Ilham mampu mengantongi omzet setiap bulan Rp 15 juta hingga paling tinggi Rp 15 juta per bulan.

“Tapi saat itu karena tidak ada manajemen yang baik masih sistem koboi, jadi itu uang perusahaaan sama dengan uang saya, satu ATM atau satu comotan, seolah-olah duit saya itu banyak dan akhirnya di 2018 saya menemukan partner yang memang mau membantu di
manajemen, akhirnya terjadilah scale up awal, dan kita mulai dengan struktur awal yang lebih kuat,” papar Ilham.

Dengan perputaran uang bisnisnya tersebut, Ilham mampu membangun kantor, workshop milik sendiri yang berimbas pada penurunan harga pokok produksi (HPP).

Pala Nusantara berkembang signifikan



Berjalan dua tahun hingga saat ini, Ilham mengungkapkan, Pala Nusantara mampu mencatatkan omzet hingga Rp 200 jutaan per bulan. Meningkatnya omzet tersebut juga diiringi dengan meningkatnya kapasitas produksi jam tangan buatannya.
“Dari pertama produksi hanya 50 pcs sampai sekarang bertahap hampir 600 pcs per bulan. Setiap bulan itu saya kejar target omzet Rp 400 jutaan per bulan dan itu belum tercapai baru setengahnya lebih, jadi memang akhirnya kami punya marketing yang inhouse yang bertugas penjualan, jadi memang scale up dalam dua tahun ini cukup signifikan,” papar Ilham.

Strategi Promosi Bisnis



Ilham menuturkan, tak mempunyai banyak sumber daya untuk melakukan branding dan promosi secara besar-besaran. Ilham melakukan strategi lain yakni mengikuti segala kompetisi bisnis dan branding di Indonesia.
Hasilnya, Ilham menyabet 8 gelar kompetisi yang diikutinya dan meraih juara satu seluruhnya.
“Pada tahun lalu kami memenangkan 8 kompetisi bisnis dan juara satu semuanya karena kolaborasi, karena saya merasa saya ini brand baru lahir dan saya punya strategi mengikuti kompetisi mengambil achivement dan inilah yang akhirnya membantu eksposur kita,” jelas Ilham.

Nah itu dia kisah Ilham dengan bangun bisnis Pala Nusantara. Lika-liku dalam membangun bisnis yang akhirnya kita masih bertahan dan menghasilkan cuan baginya! Buat mendapatkan sebuah kesuksesan memang gak ada yang instan. (Editor: Mahardian Prawira Bhisma)
Jeli Melihat Peluang, Ilham Sukses Bangun Bisnis Jam Tangan Kayu Beromzet Ratusan Juta Rupiah Jeli Melihat Peluang, Ilham Sukses Bangun Bisnis Jam Tangan Kayu Beromzet Ratusan Juta Rupiah Reviewed by Andi Leangle on 9:37:00 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.